Bambang Haryo Nilai Pembangunan Infrastruktur Tidak Berskala Prioritas

12-04-2018 / KOMISI V
Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (F-Gerindra)/Foto:Iwan Armanias/Iw

 

Anggaran pembangunan infrastruktur yang digencarkan oleh Pemerintah Indonesia telah menelan dana sebesar Rp 300 sampai Rp 400 triliun pertahun. Seharusnya, ekonomi Indonesia dapat tumbuh. Pada pemerintahan sebelumnya, dengan anggaran rata-rata yang tidak lebih dari Rp 200 triliun, tetapi pertumbuhan ekonominya cukup tinggi.

 

Hal ini menurut Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak ada skala prioritas.

 

“Kalau kita lihat dari pertumbuhan ekonomi pada era pemerintahan sebelumnya, dengan anggaran infrastruktur yang rendah, tetapi pertumbuhan ekonominya cukup tinggi. Infrastruktur yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi tidak ada skala prioritas yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama yang dibutuhkan untuk menumbuhkan ekonomi yang ada di Indonesia,” tandas Bambang di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

 

Bambang menyebut, hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua yang konon katanya pembangunan infrastruktur di Papua termasuk yang terbesar. “Apakah pertumbuhan ekonomi di Papua meningkat tajam,” katanya seolah bertanya.

 

Politisi Partai Gerindra itu juga menyampaikan bahwa biasanya dalam infrastruktur yang dibangun satu step ekonomi itu, maka yang akan ditumbuhkan bisa dua hingga tiga step. Terjadi multiflier effect pertumbuhan ekonomi akibat pertambahan infrastruktur.

 

“Namun kalau kita lihat di Papua yang kabarnya bidang infrastruktur digeber, tetapi jembatan-jembatan yang dibangun kecil sekali manfaatnya. Pertumbuhan ekonomi di Papua pada tahun 2012 mencapai 14,84 persen, tetapi ketika kita lihat di tahun 2017, pertumbuhan ekonominya hanya 3,7 persen. Ini bukti bahwa ekonomi tidak ditumbuhkan,” ujarnya.

 

Bambang memaparkan, tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat satu di Asia Tenggara. “Tidak ada pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara yang lebih dari 6 persen pada saat ekonomi global sedang buruk diseluruh dunia. Tetapi pada kondisi sekarang ini, Indonesia hanya menduduki posisi ke 7 di Asia Tenggara, dibawah Timor Leste dan Papua Nugini,” tegasnya. (dep/sf)

BERITA TERKAIT
Biaya Transportasi Tinggi, Komisi V Dorong Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi
06-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras berpandangan tingginya biaya transportasi yang dialami masyarakat...
Zero ODOL Berlaku 2027, Syafiuddin Minta Pemerintah Lakukan Sosialisasi Masif
05-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Syafiuddin, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan penerapan zero Over Dimension Over Loading...
Saadiah Tegaskan Pentingnya Ketahanan Air di Wilayah Kepulauan
04-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Saadiah Uluputty melakukan kunjungan kerja ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Sabtu...
Jembatan Pulau Balang yang Akan Jadi Rest Area Harus Fokus Pada Keselamatan
30-07-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, IKN – Jembatan Pulau Balang di Penajam Paser Utara (PPU), yang menjadi penghubung vital antara Kota Balikpapan dan Kawasan...